Sabtu, 23 Juni 2012

[Puisi] Sahabat Bukan untuk Sehari



Mungkin ini untuk yang terakhir,
Bukan jalan ku kedepan,
Bukan mimpi ku yang indah,
Tapi goresan pudar digaris tangan,
Menunjukan egoku yang mendalam.

Salam hangatnya mungkin tak ada lagi,
Senyuman manisnya hilang lenyap,
Dengarlah suaranya dengan seksama,
Gemercik air terjun bersenandung,
Hatiku dibuat merinding olehnya.

Tuhan...
Mungkin ini yang terakhir kali,

Terakhir kali aku menatap mata indah itu,
Bendunganku tak sanggup lagi menahannya,
Seolah telah pidah di pipiku.

Jalanan mulai kosong,
Sekosong egoku yang tak terkontrol,
Menginginkanmu kembali kepadaku,
Tapi aku tak memilikimu lagi,
Takdir membawaku beralih ke yang lain.

Sosokmu kini mungkin telah tak ada,
Tanganmu mungkin tak menggengamku,
Tapi mungkin engkau tetap menjadi mimpi,
Mimpi yang indah,
Yang tak akan terlupakan.

Sepatu merahmu yang sama,
Tak akan tergantikan hening pagi esok,
Sekarang kau ada karena egoku,
Kata maaf dan terimakasih bukan itu saja,
Itu hanyalah awal dari dirimu.

Dikala aku sakit engkau ada,
Tapi dikala kau sakit aku tak mesti ada,
Inilah aku,
Tapi kau mengerti keadaanku ini,
Goresan tinta menuliskan sahabatku.

Dikatakan puisi aku malah ngakak \( ̄▽ ̄)/ terus apa toh ini, aku juga tidak tau mungkin karena diotakku banyak terlintas kata-kata yang puitis jadilah ini. Mungkin kalau temanku baca pada ngakak juga. Tak apa toh aku juga baru belajar didunia tulis"an kaya gini. Semua ini adalah awal pengalaman menulisku, hopefully this will be better spread. Go----

By Desintya Sari Norega
24 Juni 2012, Minggu

0 komentar:

Posting Komentar

berkunjung juga yuk!

LATEST POSTS