Minggu, 24 Juni 2012

[Diary] Thank God for this Championship


.

Begini loh friends! dulu aku pernah ikut lomba cerpen di FIP UNY, itu atas usulan guruku. Bu Novi yang nyuruh aku ikutan. Untuk nambah pengalaman aku mau, sekedar iseng" aja (`▽´)​--σwkwk,
Masih lama tanggal pengumpulan, aku terutama nyantai.. ide belum muncul karena tema Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia itu membingungkan__aku malah baca" novel sama main games. Tapi aku tetep nyicil nulis, kalau gak salah baru dapet 1000 kata-an. Oyaa__awalnya aku ambil tema Kebudayaan tapi kenapa pengetahuanku soal budaya cuma sempit. Jadi aku langsung beralih ke tema satunya.
Eh malam terakhir pengumpulan, aku lembur sampai jam 11, dari jam 7 aku cuma nulis karena dikejar deadline besok siang  -____- sayangnya karena belum sampai 3500 kata, aku harus menyelesaikan besok pagi. Aku bangun kesiangan, rencana bangun jam 6 sia", aku bangun jam 9 *gubrakk*. Bangun" langsung mantengin komputer, aku tidak mikir mau menang atau kalah. Yang kupikir ini lomba adalah amanat dari sekolah, jangan mundur sebelum perang =D

Jam 12 aku SMS contact person panitianya, katanya nanti jam 1 atau jam 2 harus sudah dikirim, aku terutama santai bin santai karena jam 12 aja sudah selesai. Saat aku lihat persyaratan lombanya O.O Semua pikiran jadi buyar, aku belum buat sinopsisnya dan biodata lengkapku *ribet dewe*

Jam setengah satu baru selesai tuh persyaratan. Aku sudah kirim Send =>---------terkirim. Selesai.
Aku coba baca Cerpen geje ku itu, aku ngakak XD ternyata ceritanya girang banget, maksudnya sudah biasa dan mungkin malah jadi reality show Pengabdian gitu! Cerpen itu mungkin terinspirasi juga dari Reality Show Pengabdian dan Jika Aku Menjadi. Dan aku juga lihat bagaimana nasib pendidikan Indonesia, dari lingkungan sekitarku saja sudah bisa dipahami. Judul Cerpen itu aku ambil terakhir, awalnya mau aku kasih judul Lukisan Tua Kakek, Lukisan Tua Sang Guru, dan yang akhirnya ku pakai Lukisan Tua Sang Pengabdi. Sebenernya ceritanya mengarah ke satu tempat yaitu lukisan tua itu, dari lukisan tua itu berkembanglah menjadi cerita khayalan yang menuju ke dunia nyata.

Mungkin aku tidak menunggu pengumuman atau hasil, karena aku tidak yakin dengan Cerpenku itu. Beberapa minggu kemudian aku dapat SMS dari contact person panitia, nanti pukul 3 di harapkan datang! (ʃ⌣́,⌣́ƪ) aku masih disekolahan, gimana ini! aku bingung mau ngajak siapa? aku gak suka pergi sendiri *kaya sapi ompong* Teman"ku di SMA gak mungkin bisa juga! aku langsung SMS my best friend SD-SMPku *Kak Titi*, dia gak ada acara *Yess* akhirnya aku dapat teman buat kesana. Memang Titi datang telat jemput aku dirumah, tapi aku sudah seneng dia mau menemai aku__itu cukup. Saat itu aku datang sudah terlambat tapi acara dan pengumuman belum dilaksanakan. Ngantuk!! aku duduk disana, sudah sore lagi! Aku langsung SMS contact person nya, tak lama dari itu aku dibalas dan isinya aku juara 1 *ekspresi bingung* mosok to! tenan ora iki! __Karena sudah semakin gelap dan aku belum Sholat Ashar juga, akhirnya aku putusin buat Sholat dulu, aku izin bentar buat sholat. Tapi ternyata waktu datang lagi  kesana setelah sholat, pengumuman sudah terlaksana. Dan aku langsung dikasih piala+piagam+amplop $__$. Lucunya aku langsung pulang! Keberuntungan juga berpihak sama aku, kalau tadi pengumuman aku ada disana, mungkin aku sudah suruh maju kedepan dan banyak audience.

Aku berterimakasih sama teman"ku yang mau mendukungku untuk memenangkan lomba ini, Yosa dan Suri yang mengedit Cerpenku walau hanya sedikit. Terimakasih, Bu Novi yang telah memberikan semangat *mungkin* dan yang mengajukan aku ke lomba ini. maaf tidak sempat ngeprint buat dibaca Ibu sebelumnya, Terimakasih juga buat Orang tuaku yang menemani aku lembur sampai jam 11, dan terutama Tuhan yang memberi aku inspirasi cepat. hehehe =D


Ini SINOPSIS dari Cerpenku... (ง'̀⌣'́)ง

LUKISAN TUA SANG PENGABDI

Lukisan tua ini mengingatkan Nisa pada kakek, kakek pernah berkata kalau burung-burung dalam lukisan ini sedang mengejar matahari yang hampir di lahap bumi. Kata-kata ini selalu membuat Nisa menjadi landasan sebuat semangat untuk mencapai cita-cita dan mencari ilmu setinggi-tingginya. Impian Nisa menjadi seorang Guru pengadi di sebuah desa pelosok. Nisa ingin mengikuti jejak kakeknya sebagai guru pengabdi. Inilah yang diinginkan Nisa.
Sekarang Nisa mempunyai tugas observasi dengan teman-temannya disebuah desa pelosok. Disana mereka akan mengobservasi pendidikan desa itu. Di desa itu tidak ada yang bersekolah mereka hanya belajar mengaji di desa sebelah. Nisa sangatlah sedih melihat perkembangan pendidikan yang ada di desa itu. Nisa dan teman-temanya akhirnya membangun sekolah di desa dimana neneknya tinggal. Anak-anak di desa itu sangatlah senang belajar. Tapi orang tua mereka protes kepada Nisa dan teman-temannya.
Apa yang terjadi dengan Nisa dan teman-temannya? Bagaimana anak-anak di desa itu setelah dapat membaca dan berhitung? Apakah Nisa bisa bertahan di desa itu?

24 Juni 2012, Minggu



0 komentar:

Posting Komentar

berkunjung juga yuk!

LATEST POSTS