Masalah Lingkungan, Risiko Lingkungan, Pendekatan TKP dan Pendekatan Sistem
Disusun
Oleh :
Annisa Puji Rahayu (P07133213040), Atikah Prabandini (P07133213041), Christi Rosmaria Pakpahan(P07133213042), Desintya Sari Norega (P07133213043), Desy Vidi K(P07133213044), Deviana Istiqomah (P07133213045), Dinda Rizki Fitriani(P07133213046), Dwi Oktofiana(P07133213047), Dwi Rahmawati Safitri(P07133213048), Fahreza Yoga Prathama(P07133213049)
Annisa Puji Rahayu (P07133213040), Atikah Prabandini (P07133213041), Christi Rosmaria Pakpahan(P07133213042), Desintya Sari Norega (P07133213043), Desy Vidi K(P07133213044), Deviana Istiqomah (P07133213045), Dinda Rizki Fitriani(P07133213046), Dwi Oktofiana(P07133213047), Dwi Rahmawati Safitri(P07133213048), Fahreza Yoga Prathama(P07133213049)
Jurusan Sarjana Terapan Kesehatan Lingkungan
Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
Tahun 2014
1. Debu Vulkanik
Masalah
: Debu vulkanik
Resiko
Lingkungan :
1. Terjangkit
ISPA
2. Gangguan fungsi paru
3. Penyakit kardiovaskuler
4. Kerusakan pada sistem organ
lainnya
5. Kanker paru
6. Iritasi mata
7. Gangguan penglihatan
8. Gangguan pada kulit
9. Korosi pada bangunan
Unsur-Unsur Resiko :
1. Waktu : Semakin sering menghirup
debu vulkanik semakin besar resikonya.
2. Eksposure : Semakin banyak debu vulkanik
yang dihirup semakin besar resiko terjangkit ISPA.
3. Kerentanan : Orang yang
berada diluar ruangan saat terjadinya hujan debu vulkanik kemungkinan terkena
penyakit lebih besar.
Pendekatan TKP :
1. Tempat : Di daerah yang berdekatan atau
dikeliingi gunung berapi.
2. Kejadian : bisa untuk menyuburkan
tanah, bisa juga mengkorosi bangunan, dapat mematikan ikan yang berada di luar ruangan, iritasi mata,
gangguan pernapasan, gangguan pada kulit, gangguan pada paru.
3. Penyebab :
a. Iritasi
mata, gangguan pernapasan, gangguan pada kulit, gangguan pada paru, itu terjadi
karena partikel dari debu vulkanik berbentuk runcing.
b. Bisa menyuburkan tanah
karena debu vulkanik mengandung zat besi dan seng.
c. Dapat menyebabkan korosi
bangunan karena debu vulkanik mengandung asam sulfat dan asam klorida.
Pendekatan Sistem :
1. Input : gunung berapi, lereng
gunung, rumah penduduk.
2. Proses : meletusnya gunung berapi, gempa pada saat
gunung berapi meletus.
3. Output : material-material, batu, pasir, lahar, awan
panas, debu vulkanik.
4. Lingkungan
: jarak rumah penduduk dengan gunung berapi dan letak gunung berapi.
2. Pekerja di
Industri Pemotongan Kayu
Masalah
: Pekerja di Industri
Pemotongan Kayu
Resiko
Lingkungan :
1.
Terjangkit
ISPA karena seringnya terpapar serbuk kayu
2.
Kebisingan, dapat menyebabkan:
a.
Ketidaknyaman hidup (annoyance)
dan agresifitas
b.
Gangguan pendengaran (tinitus) oleh suara diatas 90 db
c.
Tuli (bila sudah terpapar menahun)
d.
Gangguan tidur
e.
Kebisingan yang tinggi dapat menjadi penyebab terjadinya
kelainan kardiovaskuler
f.
Kebisingan sedang dapat menimbulkan peningkatan
ketegangan atau stess, vasokonstriksi yang menyebabkan hipertensi yang
dikemudian hari dapat menyebabkan penyakit arteri koroner
g.
Efisiensi kerja menurun
h.
Perubahan kadar hormon
i.
Abortus
j.
Kelainan congenital bayi (ibu hamil)
k.
Bagi perkembangan anak, dapat mengakibatkan gangguan pada
proses membaca dan kemampuan berbahasa anak
l.
Pada lingkungan yang bising, anak dapat mengalami
peningkatan ketegangan jiwa dan tekanan darah
3. Kelalaian dalam bekerja
dapat menyebabkan luka gores dan luka potong.
Unsur-Unsur Resiko :
1.
Waktu : Lamanya terpapar serbuk kayu dan kebisingan.
2. Eksposure
: Tinggi rendahnya frekuensi suara mesin gergaji dan banyak
sedikitnya serbuk kayu yang dihirup oleh pekerja.
3. Kerentanan : Daya tahan tubuh (daya tahan tubuh lemah, lebih cepat terkena penyakit) dan
usia orang yang terpapar (makin tua usia, fungsi kerja orang makin lambat
bekerja).
Pendekatan TKP :
1. Tempat : Industri pemotongan kayu,
pemukiman sekitar
2. Kejadian : Kebisingan akibat
penggergajian kayu menyebabkan ketidaknyaman hidup (annoyance) dan agresifitas,
hipertensi, meningkatkan stress, gangguan pendengaran (tinnitus) oleh suara
diatas 90 dB, tuli (bila sudah terpapar menahun), dan gangguan tidur. Sedangkan
debu yang dihasilkan dari penggergajian kayu dapat menyebabkan ISPA, serta
akibat kebisingan yang tinggi dapat menjadi penyebab terjadinya kelainan
kardiovaskuler. Serta luka gores atau potong.
3. Penyebab :
a. Suara
mesin gergaji yang membuat kebisingan
b. Serbuk kayu dari
penggergajian kayu
c. Alat pemotong kayu yang bisa membuat luka
Pendekatan Sistem :
1. Input : kayu, gergaji, pasah, pekerja pemotong kayu,
tempat industry, alas pemotong kayu, alat pelindung diri
2. Proses : pemotongan kayu, penghalusan kayu, pembelian
kayu, penyortiran kayu, pendistribusian kayu
3. Output : kayu hasil gergaji, serbuk kayu, kebisingan
mesin
4. Lingkungan
: pemukiman sekitar industri
3. Limbah
Pabrik Alkohol Dari
Tebu
Masalah
: Limbah Pabrik Alkohol
Dari Tebu
Resiko
Lingkungan :
1. Mencemari lahan pertanian
2. Abu tebu menurunkan tingkat kesuburan tanah
Unsur-Unsur Resiko :
1.
Waktu : lama proses pembuangan limbah pembuatan alcohol.
2. Eksposure
: jumlah limbah yang dibuang pada saat pembuatan alcohol
3. Kerentanan : jenis limbah
Pendekatan TKP :
4. Tempat : Lahan pertanian, pabrik
pengolahan, tempat pembuangan limbah
5. Kejadian : Kualitas tebu buruk,
pekerja terluka, mencemari lingkungan
6. Penyebab :
a. Hama tebu
b. Proses
pengolahan
c. Limbah
alcohol
Pendekatan Sistem :
1. Input : tebu, ragi, mesin
pengiling, oven pembakar, tangki cooler, pemisah, incubator
2. Proses : pengangkutan, pengolahan tetes, sterilisasikan
tetes, pengembangbiakan
(pembibitan)
ragi, fermentasi,
distilasi
3. Output : limbah cair, debu, abu tebu dan blotong
4. Lingkungan
: cuaca,
musim, hama
0 komentar:
Posting Komentar