Rabu, 16 Mei 2012

[Cerpen] Bukti Di Balik Lukisan


“Kak, kak, cepetan kesini!” teriak Cindy memanggil-manggil Shinta, kakaknya.
“Ada apa Cin, kok teriak-teriak?”
“Lihat kak!” Cindy  menyerahkan tabloid anak-anak yang baru saja dibacanya.
“Kamu yakin Cin?” tanya Kak Shinta pada Cindy dengan sedikit ragu.
“Iya kak, aku mau ikutan lomba itu. Aku ingin membuktikan pada teman-teman yang selalu mengejekku. Akan ku buktikan pada mereka bahwa ada kemampuan tersembunyi dibalik kekuranganku ini,” kata Cindy sambil menahan tangis.
“Ya sudah, besok kakak antar kamu mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba itu,” kata Kak Shinta sambil mengusap air mata Cindy yang mulai menetes.
Cindy adalah gadis kecil berumur 7 tahun yang dari lahir tidak bisa berjalan. Kemanapun dia pergi dia selalu duduk diatas kursi roda yang selalu setia menemaninya, termasuk saat ia pergi ke sekolah. Selama ini Cindy memang senang menggambar dan melukis, meskipun terkadang hasilnya tidak terlalu bagus. Itu sebabnya Cindy sangat senang saat ada lomba melukis untuk anak-anak.
Keesokan harinya Cindy diantar kakaknya untuk mengambil folmulir di tempat pendaftaran. Cindy terlihat begitu semangat saat tiba di tempat itu. Di tempat pendaftaran Cindy bertemu Sheli, teman sekelasnya yang sering mengejeknya di sekolah. Sheli juga mendaftar untuk mengikuti lomba itu.
“Kamu yakin Cin, mau ikut lomba ini, emang kamu bisa melukis? Gambar-gambar yang sering kamu buat juga gak bagus-bagus amat,” ejek Sheli, lalu pergi meninggalkan Cindy. Mendengar kata-kata Sheli, tangis Cindy seperti mau pecah. Tapi semua itu ia tahan mengingat di tempat itu ada banyak orang.
“Udahlah Cin, ucapan temenmu tadi gak usah dipikirin. Belum tentu lukisan dia nanti hasilnya bagus.”
Keesokan harinya Cindy mengikuti lomba melukis anak-anak usia 6-9 tahun se-DIY. Saat akan melukis, Cindy bingung, obyek apa yang akan ia lukis. Saat Cindy mulai melukis, ia teringat pada teman-temannya yang mengejeknya di sekolah, tapi semua itu justru memotivasi Cindy untuk bisa membuktikan pada teman-temannya. Cindy mengeluarkkan semua kemampuan yang ia miliki untuk hasil yang memuaskan.
Dua hari setelah lomba diadakan akan diumumkan pemenangnya. Selama dua hari tersebut Cindy selalu berharap-harap cemas. Dia tidak terlalu optimis kalau dia bisa jadi pemenang. Tapi dia selalu berdoa agar ia bisa jadi pemenangnya. Sekitar jam sepuluh pagi, Kak Shinta mengantar Cindy untuk melihat pengumuman. Saat mereka tiba ternyata pengumuman sudah ditempel di papan informasi. Untuk melihat hasilnya mereka harus berdesak-desakan. Setelah beberapa lama, Kak Shinta mengajak Cindy untuk melihat hasilnya. Kak Shinta terkejut sekali karena Cindy memperoleh juara pertama. Kak Shinta langsung member tahu Cindy dan memeluk adiknya itu erat-erat. Cindy menangis dipelukan kakaknya, tapi air mata ini air mata bahagia. Cindy kembali melihat kepapan informasi untuk membuktikan apa yang dikatakan Kakaknya tadi tidak salah. Disana Cindy melihat nama Sheli, tapi Sheli hanya memperoleh juara II harapan. Dari kejauhan Cindy mendengar suara tangisan dan ia sangat mengenal suara itu. Ternyata yang menagis adalah Sheli. Sheli langsung menghapus air matanya begitu melihat Cindy dan kakaknya sudah ada disampingnya. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba Sheli langsung memeluk Cindy yang tengah duduk diatas kursi roda. Sheli mendekap Cindy dengan erat. Sheli meminta maaf pada Cindy karena selama ini Sheli terlalu sering menghina Cindy. Sheli menyesali perbuatannya selama ini.  Sheli meminta pada Cindy agar mereka bisa berteman mulai saat itu. Cindy senang sekali mendengar semua apa yang telah dikatakan Sheli. Sejak saat itu persahabatan antara Cindy dan Sheli dimulai.
Berita menangnya Cindy dalam lomba melukis sudah tersebar disekolahnya. Hampir semua warga sekolah sudah mengetahui kabar tersebut. Saat Cindy baru tiba disekolah, teman-temannya sudah siap menyambutnya dikelas. Teman-teman Cindy berebut untuk member selamat pada Cindy. Mereka juga meminta maaf pada Cindy karena mereka juga sering menghina Cindy. Sekarang Cindy lebih terkenal disekolahnya dan tidak ada lagi teman-temanya yang kini menghinanya. Ternyata Cindy bisa membuktikan bahwa ada kelebihan tersembunyi didalam kekurangannya. 

0 komentar:

Posting Komentar

berkunjung juga yuk!

LATEST POSTS