Sepenggal
Novel yang dulu aku buat tahun 2009, dulu aku sangat suka dengan cerita
genre kaya gini. Kupersembahkan cerita dari sepenggal Novel milikku.
cekidot.....
PART 2
Bel istirahat pun berbunyi,
kali ini Ken bisa menahan rasa ngatuknya selama 2 jam. Walau matannya sayup dan
rambut pendeknya berantakan. Ia keluar dari kelas sambil menghelakan nafasnya.
“Syukurlah, aku udah
ngantuk banget,”kata Ken sambil mengucek matanya yang sayup.
“Ken, ayo kita rapat osis,
kemarin kamukan ngak masuk sekarang datang ya,” kata Sandra sambil mengeret
tangan Ken dan memohon. Ken adalah
bendahara osis, walaupun ia sering sekali absent untuk meething.
Ken belum menjawab apa-apa
telah di tarik menuju ruang osis, rapat disitu sudah di mulai. Mereka berdua
duduk di kursi kosong dekat ketua osis. Saat Ken melihat disampingnya, disitu
ada cowok berambut hitam pekat. Ya, Ken belum pernah melihatnnya di anggota
osis maupun sekolahan. Ken tidak peduli karena ia masih ngantuk saat mendengar
ceramah ibu Betty. Ken hanya diam tanpa satu suara apapun.
“Ken, gimana ada
pendapat,”kata Gittar si ketua osis.
Ia tidak menjawab, ia tetap
saja melamun tidak jelas.
“hei Ken, kamu biasanya
paling banyak ngomong kalau ada rapat,”kata Sandra sambil mengoyang-goyangkan
badan Ken.
“iya..iya..iya ada kok
ada,”Kata Ken kaget mendengar suara Sandra, Ken hanya melongo tanpa tau
apa-apapun. Semua yang ada di rapat itu hanya diam melihat tingkahnya. “maaf
emang apa sih yang dibahas, kan
udah seminggu terakhir ini aku tidak menghadiri rapat osis.”
“Oh maaf, gini Ken Wann
kita membahas tentang baksor minggu depan yang kita laksanakan di sekolah, ya
kamu dan Arezza ngumpulin dana buat baksos,
terus Sandra dan gue buat pengumuman buat baksos, Jeson dan Fadil buat laporan untuk kepsek,
Ginni dan Alex buat dekornya” Ketua osis menerangkan hasil rapat kemarin.
“Iya OK aku mau kok, tapi
Arezza itu siapa? Kata Ken sambil kebingungan karena diosis tidak ada yang
namanya Arezza.
“Arezza, dia adalah wakil
bendahara, dia anak baru tapi dia tertarik dengan kegiatan osis, orangnya ada
di sebelah lo, namanya Arezza Jullio Max, di pindahkan dari Amerika yaitu
Internasional Well school.” Ketua osis menerangkan panjang lebar.
“Ohh, baiklah nanti gue
cari dana baksos, tapi gue ngak bisa kalau besok gue habis pulang sekolah mau
exschool basket, trus ada les piano, trus karate,” kebiasaan Ken kalau cari
alasan mesti panjang lebar ngak ada putus-putusnya.
Rapat osis telah selesai
semua yang ada disitu keluar untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Namun Ken
dan Sandra tetap ada di ruang osis untuk membuat laporan bulanan. Saat Ken
menghidupkan computer di ruang osis,
namun computer itu tidak menyala dan Ken hanya mengeluh tanpa melakukan apapun
selain mengeluh. Memang Ken tak bisa memperbaiki seperti tukang servis
computer.
“Kenapa sih, computer ini
slalu aja rusak,”Ken terus saja mengeluh
kepada Sandra, Sandra yang terbiasa mendengar keluhan Ken terutama hanya diam sambil menghitung uang kas osis selama
sebulan ini.
Ken mengembungkan pipinya
kepada Sandra karena dia cuek aja tanpa membantu Ken. Dari belakangnya muncul
seorang anak laki-laki sambil memegang bahunya.
Ken hanya diam sesaat.
“Hai, apa ada yang bisa
kubantu?” ternyata itu Arezza yang menawarkan bantuan pada Ken.
“Oh..eh..em, gini Arezza
computer ini ngak bisa nyala lagi padahal dua minggu yang lalu udah di
servis,”kata Ken ngasal ngomong padahal baru kali ini computer itu rusak.
Rezza hanya mencari tau apa
yang menyebabkan komputer itu tak menyala. Sesaat kemudian Rezza hanya tertawa
ngak henti-henti. Ken hanya menatap Rezza dengan tatapan kebingungan. Kata
kecil dilontarkan dari mulut Ken, Rezza tetap saja tertawa.
“Lo tuh lucu juga ya,”kata
Rezza.
Ken hanya bengong, padahal
ia ngak melucu tapi kenapa di tertawakan.
“Lo belum tancapin
kabelnya, patas aja ngak nyala,”kata Rezza masih tertawa.
Ken hanya tersenyum malu
dengan pipi memerah.
>.^
Sandra yang selesai
menghitung uang kas osis ia menghampiri Ken dan Rezza yang sedang mengerjakan
laporan. Ia mengajak Ken kekantin untuk makan siang.
“mau ke kantin ngak
Ken,”kata Sandra sambil memasukan data-data osis ke loker.
“wah boleh tu, gue laper
banget nih, cacing-cacing yang ada di perut gue udah ngak tahan,” Ken mematikan
computernya dan pergi meninggalkan Rezza begitu saja, saat sampai di pintu
keluar. “Ohh ya San gue lupa, Rez mau ke kantin gak?”
“NGak ah, gue baru diet
nih,” dengan alasan baru dietnya Rezza sebenarnya lapar.
“Ayolah gue traktir
deh,”kata Ken sambil menggandeng tangan Rezza.
Rezza yang tidak mau
akhirnya mau juga.
Sampai dikantin Rezza hanya
diam melihat Ken makan banyak sekali, menurutnya dalam hati ngak mukin cewek
yang ideal seperti dia makan banyak banget. Coba saja bayangkan aja makan bakso
dua mangkok, 1 Gado-gado, dan 5 Bakwan. Sandra sih kebiasan melihat porsi
makannya Ken yang selalu banyak. Sandra menyuruh Rezza makan baksonya karena
dari tadi bengong ngeliatin Ken.
Dari situ datang 3 anak cewek, Yap… itu Lalla, Hemma dan Priska. Mereka
juga minta traktir dong, setiap hari memang Ken mentraktir teman-temannya. Gittar,Jeson, dan Alex datang dengan memakai baju
basket yang basah dan bau.
“Hai guys, lagi traktir ya
Ken,” Kata Jeson yang langsung pesan makanan saja.
Ken hanya menggangukan
kepala, sambil mempersilahkan mereka memesan makanan. Ya sambil makan-makan
mereka mengobrol.
“Oya Ken, tadi Cherry minta
lo berangkat ke perguruaan karate, katanya Cherry asmanya kambuh jadi ngak bisa
ngajar,”kata GIttar sambil memotong baksonya.
“Yah, nanti gue mau
ngerjain tugas jadi ngak bisa,”kata Ken merasa bersalah.
“Gue aja yang berangkat, ya
walaupun gue anak baru tapi di High School gue dulu ada kok karate, gue bisa
lagi,”kata Rezza menyela percakapan.
Ken hanya tersenyum dan
bertepuk tangan. Karena ada orang yang mau mengantikannya untuk menjadi guru
karate. Bel masuk kelas berbunyi, Ken langsung membayar makannannya dan lari
kekelas dengan mengunyah bakso.
Pelajaran pun usai, siswa
telah pulang di rumah masing-masing Ken langsung mengambil motor Ninjanya, bye
dia mesti langsung pulang. Sesampainya di rumah ia mandi dan makan malam,
Dadnya memang selalu melarangnya main dan mengajak temannya berkujung ke
tempatnya. Tapi Ken selalu kabur lewat jendela tanpa sepengetahuan siapapun.
“Malem Dad, Mam,”Ken
menyapa kedua orang tuannya.
Mereka makan slalu
sama-sama, Ken emang bukan anak tunggal Kakaknya 3 orang perempuan semua lagi
sifatnya berbeda-beda, Contohnya Azuhrra Devi Wann (Kak Zuhrra) dia lebih suka
dirumah dan kalau keluar aja hanya untuk shopping, ke salon, dan renang.
Julianna Miftha Wann (Kak Julli) dia hampir mirip dengan Kak Zuhrra tapi
bedanya ia ngak suka olah raga, makannya badannya agak gemuk. Bebbi Febbyana
Wann (Kak Bebbi) nah ini yang beda dengan kakak-kakaknya yang lain, dia lebih
suka baca buku ya bisa dibilang kutu buku eksis. Apalagi semua kakaknya home schooling,
Cuma Ken yang ngak mau home Schooling
Selesai makan ia menuju
kamarnya dan tidur, sampai-sampai ia lupa dengan tugas yang di berikan oleh
guru
By Desintya Sari Norega
Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca sepenggal Novel milikku pada saat masih SMP. =]
0 komentar:
Posting Komentar